Kiriman: Warsito Suwadi
warsito@attglobal.net
Janganlah kamu jadikan (nama)
Allah dalam sumpahmu sebagai
penghalang untuk berbuat
kebajikan, bertakwa dan
mengadakan ishlah di antara
manusia139. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
ALBAQARAH : 224
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu
ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan)
dan orang-orang yang memintaminta;
dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orangorang
yang menepati janjinya
apabila ia berjanji, dan orang-orang
yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa.
153. Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu99, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.
154. Dan janganlah kamu mengatakan
terhadap orang-orang yang gugur di
jalan Allah, (bahwa mereka itu )
mati; bahkan (sebenarnya) mereka
itu hidup100, tetapi kamu tidak
menyadarinya.
155. Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji'uun"101.
157. Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhan mereka dan
mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk.
AL-Baqarah : 153, 154, 155, 156 dan 157.
Kita semua maklum bahawa keikhlasan itu menjadi pra-syarat untuk apa-apa
amalan kita diterima oleh Allah swt. Kerana kita inginkan amalan kitalah
yang bakal menjelma sebagai makhluk yang indah bila kita di dalam alam
barzakh nanti, kita berharap agar amalan kitalah yang dapat membela kita
pada hari pembalasan kelak. Sudah tentu, niat pada permulaan kita membuat
sesuatu, hinggalah ke akhirnya perlulah hanya kerana Allah semata-mata.
Tidak kira amalan itu menyentuh perkara peribadi mahupun dalam kehidupan
berdakwah. Namun, ibarat kita hendak mengenal samada kita sudah terkena
penyakit 'chicken pox' dsbnya, ada tanda-tanda yang dapat menolong kita
memastikan adakah benar kita ini ikhlas. Antaranya :-
1. Kita takutkan sanjungan dan pujian manusia.
2. Kita tidak berasa hati apabila usaha dikritik oleh manusia.
3. Kita tidak berasa bangga bila dipuji.
4. Kita sentiasa menganggap diri cuai dalam ibadah akibat sikap taajub
akan diri sendiri.
5. Tidak malas, lembab dan ketinggalan dalam kesusahan.
6. Tidak jemu dalam berusaha mengajak orang kepada Islam.
7. Tidak menjauhkan diri dari jemaah walau dicaci manusia.
8. Di dalam organisasi/jemaah, tidak teringin menjadi ketua tetapi tetap
bekerja dan menyumbang.
9. Menjadi pemimpin atau pengikut, mana satu tidak menjadi hal.
10. Tidak marah malah gembira, bila muncul seorang yang baru menjadi
ketua
(namun bukan bermaksud tanggungjawabnya sendiri berkurang, kerana amanah
bukan dari manusia tetapi dari Allah)
Begitulah antara perkara-perkara yang perlu kita perhatikan. Ini hanyalah
panduan sahaja sebagai langkah berjaga-jaga bagi memastikan amalan diri
kita sendiri bersih dari sifat ria', taajub, takabbur dan seumpamanya.
Pekerjaan yang zahirnya baik, tetapi jika diselimuti oleh segala sifat
yang batil tersebut, maka sia-sialah di sisi Allah swt. Hatta mereka yang
berperang di
saff hadapan dan mati di medan peperangan. Walau bagaimanapun, atas
kelemahan manusia, tidak layak sebenarnya untuk menilai atau menghukum
orang lain ikhlas ataupun tidak.
Dalam satu kata-kata ulamak, ada ulamak yang mengatakan untuk membayangkan
ikhlasnya seseorang itu seperti seekor semut yang hitam yang berjalan
diatas batu yang hitam pada waktu malam ( yg pekat legam ). Betapa
besarnya hati manusia itu, apa bila merasakan hatinya itu ikhlas terhadap
Allah ta'ala.
Perlu diingatkan juga, dalam satu hadith nabi.. telah berkata " 3 golongan
yang tidak diterima allah ta'ala untuk masuk ke syurga, kemudian ditanya
kepada nabi apakah golongan itu, maka nabi menjawab 1. Orang-orang kaya
menginfaqkan ( sedekah ) sebahagian hartanya di jalan allah, tetapi tidak
ikhlas. 2. Orang-orang yang berjihad di jalan allah, mahupun perang atau
sebagainya. 3. Orang-orang alim ulamak yang menyampaikan ilmu itu tetapi
tidak ikhlas kerana Allah ta'ala" Jadi sahabat dan sohabiat yang
dirahamtilah allah sekalian dapat kita renungkan betapa besar ikhlas tu
perlu wujud pada hati masing. Syaitan sentias merasuk diri anda supaya
mengkianati Allah ta'ala. oleh itu sentiasalah menyucikan jiwa anda dari
perasaan hasad dan dengki serta riak yang membinasakan diri kita di
akhirat kelak.
Kita hanya boleh melihat yang zahir sahaja. Allah swt yang Maha Mengetahui
dan hanya Allah swt sahajalah yang berhak membalas segala amalan. Samada
amalan yang baik atau sebaliknya.
Sama-samalah kita berdoa:
Wahai Tuhan kami! Perbaikilah hati kami, hapuskanlah cacat cela kami,
pimpinlah kami ke arah kebaikan, hiasilah kami dengan taqwa,
kurniakanlah kepada kami taat setia kepadaMu sepanjang hidup kami.
Tuhan kami! Jadilah kami ikhlas kepadaMu, syukur kepadaMu, bertawakkal
kepadaMu, taubat kepadaMu, khusyuk kepadaMu.
Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya kami mohon kepadaMu ketetapan di dalam
urusan ini keazaman di dalam hidayah tolonglah kami mengingat Engkau
menyebut namaMu mensyukuri Engkau baik ibadat kepadaMu.
(someone)
Di lautan yang dalam, di atas gelombang ombaknya yang sangat besar karena
hembusan angin topan, melayanglah Nabi Sulaiman melewati angkasa lautan
ini.
Dengan ijin Allah angin berada di bawah perintah beliau.
Karena hembusan angin semakin dahsyat, beliau memerintahkan angin agar
menghentikan hembusannya. Angin pun berhenti seketika. KEmudian beliau
memerintahkan kepada para jin untuk menyelam ke dasar laut dan melihat
isinya. Tanpa pamrih lagi jin-jin itu menyelam satu-persatu ke dasarnya.
Betapa terkejut mereka setelah menemukan kubah yang terbuat dari batu
zamrud
berwarna putih tak berpintu di dasar laut itu. Akhirnya mereka kembali
kepada Nabi Sulaiman as melaporkan apa yang mereka temukan.
Nabi Sulaiman as lalu memerintahkan untuk mengeluarkan barang tersebut dan
diletakan didahadapn beliau. Belaiu merasa kagum dan heran melihat kubah
tersebut, lalu beliau berdoa kepada Allah agar rahasia ini disingkapkan.
Tidak beberapa lama kubah itu membelah dua dan membukakan pintunya. Di
dalamnya berdiam seorang pemuda yang sedang sujud. Melihat kenyataan ini,
Nabi Sulaiman bertanya:
"Apakah kamu dari bangsa jin atau malaikat?"
"Tidak!", jawab pemuda itu. "Saya manusia biasa".
"Sebab apakah kamu mendapatkan kemuliaan sedemikian rupa?" tanya NAbi
Sulaiman
"Karena saya taat pada perintah ibu. Dikala itu saya mempunyai ibu yang
lanjut usia, saya selalu menggendongnya ke mana ibu pergi. Kemudian ibu
mendoakan saya yang sabagian doanya: Ya Allah limpahkanlah pada anakku
rizki
yang baik dan jadikanlah kediamannya sesudah matiku bukan di bumi dan bukan
di langit. Setelah itu ibu meninggal dunia. Saya berjalan-jalan di tepi
pantai, disitu saya melihat kubah terbuaty dari zamrud berwarna putih, saya
mendekatinya. Kubah itu membukakan pintunya , dan sayapun masuk ke dalam,
akhirnya kubah ini merapat dengan sendirinya, dengan ijin Allah. Kemudian
saya tidak tahu lagi entah berdiam di bumi, dilangit, atau diangkasa. Dan
Allah selalu memberikan rizki kepadaku di dalam batu ini", jelas pemuda
itu.
"Bagaimana kau mendapat rizki di dalam batu ini?", tanya Nabi Sulaiman
selanjutnya.
"Bila saya lapar, tumbuhlah sebatang pohon dari batu ini lalu berbuah, dari
batu ini pula memancar air yang lebih putih dari susu lebih manis dari madu
lebih dinigin dari es, setelah kenyang maka makanan itu menghilang".
"Bagaimana kau tahu siang dan malam?"
"Bila fajar mulai menyingsing, memutihlah kubah ini dan bersinar, bila
matahari tenggelam, kubah ini menjdi gelap. Dengan inilah saya mengetahui
siang dan malam".
Baru saja selesai sang pemuda memberi keterangan, kubah itu merapat kembali
bagai telur burung kasuari, lalu kembali ke dasar laut.
Dan Allah mampu berbuat segala sesuatu.
Syekh Syihabudin Al Qalyubi
Puja dan puji syukur hanya pantas bagi Alloh,
Pemilik segala kelembutan, pemilik segala kebenaran,
Pemilik lautan rahasia, pemilik lautan tanpa tepi.
Dan sholawat serta salam kuperuntukkan junjunganku, Nabi besar Muhammad
SAW, yang melalui perantara beliau, tlah kukenal setetes air dari lautan
Islam.
Syukur pula kuucapkan, pada guruku yang telah dengan sabar membimbingku,
meski bebalnya otakku, dungunya diriku, dan kotornya hatiku.
Alloh berfirman,
QS:Luqman 14.
"Anisykurli waliwaalidaika ilaiyal Mashir"
artinya:
"hendaklah bersyukur kepadaKu dan kepada kedua orang tua (Ibu Bapakmu).
Hanya kepadaKulah kamu kembali"
Hadits Nabi," berbaktilah kepada Ibumu, Ibumu, Ibumu, kemudian ayahmu"
Sengaja kupilihkan pembahasan ini sebagai materi Pengajian Umum yang
pertama. Karena, bagaimanapun juga, titik awal kita di dunia ini, adalah
awal kelahiran kita melalui Ibu-Bapak.
Maka ingatkah kita akan kisah Yazid Buztham sang Raja para mistik ??
Ketika sampai pada pelajaran ayat ini, Yazid Bustham pulang ke rumah untuk
menemui Ibunya.
dan dia berkata,"Ibu, hatiku gelisah setelah mendengar ayat Alloh itu. Aku
tidak bisa membagi hatiku pada Ibu (orang tuaku) ataukah pada ALLOH, maka
mintakanlah pada ALLOH agar kewajibanku bakti pada-NYA ditiadakan, agar
dapatlah semata-mata aku berbakti kepadamu"
Ibunya yang bijaksana mengatakan,"Tidak Yazid, aku saja yang tidak meminta
kewajiban itu engkau kerjakan, agar engkau semata-mata dapat berbakti pada
ALLOH".
Maka di dalam cerita tentang Abu Yazid, justru dikisahkan kebaktiannya pada
Ibunya yang sungguh-sungguh.
Sampai-sampai beliau berkata,"Sesungguhnya, banyak yang aku dapatkan
pelajaran dari berbakti pada orang tua untuk kupergunakan berbakti pada
Alloh".
Ingatkah kita akan apa yang dikatakan sang Penyair,
Kahlil Gibran ???
Anak ibarat anak panah,
Kedua orang tua ibarat busur yang melepaskan.
Kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orang tua,
tapi...tak masalah bila si anak melupakan ????
Orang tua kita itulah yang dijadikan jalan oleh ALLOH Ta'ala, kita wujud di
dunia ini.
Ingatlah kesusahan Ibu Kita:
1. Susah payah waktu mengandung kita selama 9 bulan 10 hari.
2. Susah payah waktu melahirkan,
sampai-sampai 'syahid'-lah hukumnya bila Ibu meninggal dunia saat
melahirkan.
3. Susah payah menjaga diri kita setelah kita lahir sampai dewasa.
Maka wajiblah syukur kepada orang tua kita meskipun orang tua itu bersifat
kufur, dholim, musyrik, apalagi orang mukmin.
Kita wajib benci kepada sifat kufur, dholim, syirik, akan tetapi janganlah
benci kepada orangnya.
Syukur kita kepada orang tua itulah BAKTI kepada ORANG TUA.
1. hendaklah sopan santun perkataan, tingkah laku kepada orang tua.
2. Janganlah berkata keras, janganlah berkata tidak sopan.
3. Cintailah orang tua.
4. Bantulah orang tua dengan fikiran, jiwa, tenaga, harta benda.
5. Ikutilah perintahnya, asal tidak bertentangan dengan perintah ALLOH.
6. Bila kita diperintah syirik, janganlah diikuti. Akan tetapi wajiblah
baik kepada orang tua.
7. Ingatlah!
Syukur kepada orang tua itu perintah Alloh. Apabila kita tidak bersyukur
kepada orang tua, artinya kita menentang perintah Alloh.
8. Apabila orang tua kita telah meninggal dunia, do'akanlah ruhnya.
Mudah-mudahan dapat rohmat Alloh. Dan peliharalah makamnya baik-baik
Blog ini berisi kumpulan artikel OASE IMAN yang pernah dimuat di http://www.eramuslim.com/oase-iman Banyak hal menarik yang dapat kita teladani dari sauri teladan kisah-kisah dan hikmah dibaliknya. Untuk itu maka, arsip tulisan ini terasa sangat sayang jika hanya disimpan di dalam file saja.
Dengan adanya blog ini, Semoga membawa manfaat bersama kepada saudara-saudaraku semua.
KembangJambu | Design by Dynamicwp | Blogger Template by Blogger Template Place & Blogger Tutorial