Mensyukuri Turunnya Hujan

eramuslim - Hujan, melimpahkan berkah dari sang pencipta pada mahluk-mahluknya yang melata di muka bumi ini, bukan hanya untukmu manusia. Tumbuhan semakin hijau menyegarkan, benih-benih menggeliat tumbuh untuk memulai babak baru dalam hidupnya. Mungkin bila hujan itu diciptakan hanya untuk manusia maka sampai detik ini, ia tak akan turun lagi, karena kemaksiatan yang telah diperbuat. Sudah selayaknya kita harus berterima kasih dengan tumbuhan, hewan, yang karena ketulusan merekalah salah satu yang menyebabkan hujan turun membasahi bumi.
Hujan yang mulia kadang diumpati oleh orang-orang yang yang belum mampu mensyukuri nikmat dari Allah yang Maha bagi semua mahluknya, mereka hanya terfikir oleh tujuan-tujuan sesaat mereka saja. Mungkin perasaan yang dongkol sering terlontar atau hanya ada dalam hati.
Hujan menyiram bumi dengan derasnya kadang membawa bencana, karena manusia yang serakah memakan hutan yang begitu baiknya memberikan segalanya bagi manusia. Manusia-manusia yang tak tahu berterima kasih malah melahapnya bulat-bulat untuk kepentingannya sendiri. Sunggguh benar adanya, bahwa kerusakan di langit dan di bumi bukan siapa-siapa yang menciptakan, namun diri manusia sendirilah penyebabnya.
Hujan di pagi hari, banyak digerutui orang-orang yang akan berangkat kerja dengan alasan perjalanan menuju ke kantor jadi macet total, lalu sudah pasti terlambat, harus berhujan-hujan ria, hingga kedinginan.
Jangkrik dan kodok bersujud syukur, dengan lantunan doanya yang sangat harmonik, ia mengekpresikan kegembiraan dan syukur yang mendalam, Allah telah memberkahi bangsa katak dan hewan-hewan lainnya. Lalu berudu itupun jadi katak-katak kecil yang berjuang hidup sampai akhirnya ia harus berbiak lagi demi kelanggengan pengabdian.
Di padang Kalahari yang panas dan luas hujan adalah awal kemeriahan kehidupan bagi penghuni padang, singa-singa jadi gemuk lagi, semua penghunipun bergairah untuk melakukan regenerasi bagi keturuanannya, ini adalah masa yang baik untuk membesarkan anak, masa penuh makanan, masa penuh perburuan, masa penuh istirahat diantara kewaspadaan.
Hujan begitu ditunggu-tunggu oleh petani-petani kita. hujan pertama dengan sedikit angin kencang melegakan mereka, karena besok dapat membajak sawahnya, yang telah ditunggui sepetak kecil bibit padi yang disemai. Hujan adalah keberkahan bagi petani.
Hujan-hujan menghijaukan hutan-hutan tropis di negeri kita. Hijaunya hutan tropis kita menyumbang begitu banyak oksigen dunia. Hujan menyegarkan dunia ini dengan kehijauannya, dengan fotosintesis dan oksigen yang dihasilkan.
Hujan sama sekali bukan malapetaka buat mahluk-mahluk yang terus mensyukuri kenikmatan. Masihkan kita mengerutu dengan hujan yang turun pagi ini? Wallahu ‘alam bishowab.

Kiriman: Warsito Suwadi
warsito@attglobal.net

Label:

0 komentar:

Posting Komentar

Translator dari Indonesia ke . .

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Indahnya Hikmah dari kehidupan Manusia, sejak dilahirkan hingga dewasa dan akhirnya kembali ke Haribaan ALLAH SWT, bagaikan indahnya kembang jambu, kemudian berproses menjadi buah yang bermanfaat bagi mahluk lainnya. Semoga Keindahan kehidupan kita tidak sirna walaupun kita telah tiada.

Selamat membaca

Blog ini berisi kumpulan artikel OASE IMAN yang pernah dimuat di http://www.eramuslim.com/oase-iman Banyak hal menarik yang dapat kita teladani dari sauri teladan kisah-kisah dan hikmah dibaliknya. Untuk itu maka, arsip tulisan ini terasa sangat sayang jika hanya disimpan di dalam file saja.

Dengan adanya blog ini, Semoga membawa manfaat bersama kepada saudara-saudaraku semua.

Sahabat KembangJambu, ada di. .

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.